Thoudy Badai/Republika
Sorak sorai penonton dari pinggir lapangan santer terdengar menyemangati anak-anak dari kedua kesebelasan sepak bola yang bertanding sore itu. Genangan air dan kubangan lumpur yang terlihat hampir seluruh sudut lapangan pertandingan tidak mengurangi semangat para anak-anak itu untuk berkompetisi menjadi yang terbaik.
Sebanyak 74 tim Sekolah Sepak bola (SSB) dari daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah, turut bertanding mengikuti kompetisi sepak bola usia dini di lapangan Carik, Desa Nanjung Mekar, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Kompetisi tersebut digelar dalam rangka mewadahi bakat juga sebagai ajang pencarian bibit unggul pemain sepak bola mulai dari usia 10 -12 tahun. Tiap kesebelasan bertanding dalam waktu 2x15 menit.
Kompetisi sepak bola usia dini diperlukan untuk menghasilkan bibit-bibit pemain sepak bola di masa depan.
Salah seorang orang tua yang anaknya bermain dalam kompetisi itu menuturkan, keikutsertaan anaknya berkompetisi bersama tim sepak bolanya semata untuk menyalurkan hobi anak kesayangannya bermain bola. “Anak saya senang bermain bola, jadi saya sekolahin biar tersalurkan dan mudah-mudahan bisa jadi pemain profesional,” ujar Gina yang mengidolakan pemain Persib Bandung Febri Hariyadi.
Selain karena hobi, Gina mengatakan juga ada harapan besar bagi anaknya agar mampu mengangkat derajat orang tua melalui sepak bola.
Pembinaan kompetisi sepak bola usia dini memang mutlak diperlukan untuk menghasilkan bibit-bibit pemain sepak bola untuk Indonesia di masa mendatang. Namun seringkali, kompetisi sepak bola usia dini ini kurang mendapat dukungan dan fasilitas yang memadai dari pihak-pihak terkait.